Skip to main content

Lab 0: Basic git (on GitHub) dan Deployment Aplikasi Django

Pemrograman Berbasis Platform (CSGE602022) - diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Semester Ganjil 2022/2023


Tujuan Pembelajaran

Setelah menyelesaikan tutorial ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat:

  • Mengerti perintah-perintah dasar git yang perlu diketahui untuk mengerjakan proyek aplikasi.
  • Menggunakan perintah-perintah dasar git yang perlu diketahui untuk mengerjakan proyek aplikasi.
  • Membuat repositori git lokal dan daring (GitHub).
  • Menambahkan remote antara repositori git lokal dan pasangannya pada GitHub.
  • Memahami branching pada git dan mampu melakukan merge request/pull request.
  • Melakukan deployment aplikasi Django pada Heroku.

Pengenalan git

Dalam kehidupanmu sebagai mahasiswa Ilmu Komputer atau Sistem Informasi, kamu mungkin pernah menggunakan sebuah version control system. Salah satu yang mungkin kamu pakai adalah fitur undo pada text editor. Ketika kamu membuat suatu kesalahan, kamu bisa mengembalikan kesalahanmu ke waktu sebelum kamu membuat kesalahan dengan fitur undo tersebut. Contoh lain adalah ketika kamu mengerjakan dokumen secara kolaboratif di Google Drive, kamu bisa melihat setiap perubahan yang dilakukan di dokumen tersebut dan kamu bisa mengembalikan ke perubahan sebelumnya.

Pada tutorial ini, kamu akan mempelajari sebuah version control system bernama git. git merupakan sebuah version control system yang umum digunakan untuk melacak perubahan pada artefak-artefak perangkat lunak seperti source code, halaman HTML, atau stylesheet. git akan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada pekerjaan kamu sebagai sebuah rangkaian commit yang tersusun dari commit terlama hingga commit yang terbaru. Perubahan tersebut seperti sebuah graph yang mana node merepresentasikan sebuah commit dan directed edge(s) merepresentasikan hubungan antara suatu commit dengan commit sebelumnya.

Jangan khawatir jika kamu masih asing dengan terminologi seperti: node, edge, dan graph. Kamu akan mempelajarinya lebih lanjut dalam mata kuliah Struktur Data & Algoritma dan Matematika Diskret.

Sebelum melakukan tutorial ini dan tutorial-tutorial selanjutnya, pastikan kamu telah memasang tools berikut:

  • git

  • Python (Latest Version)

  • EditorConfig

  • Text editor atau IDE yang baik, seperti Vim, Visual Studio Code, Sublime, atau PyCharm.

    Apapun pilihan teks editormu, cobalah untuk belajar menggunakan vim. Vim merupakan teks editor standar yang digunakan di git. Setidaknya pelajari bagaimana navigasi menggunakan tombol hjkl dan mengoperasikan editor pada NORMAL mode (contoh: :w, :q, :wq, tombol ESC untuk beralih mode NORMAL, dan i untuk beralih ke mode INSERT).

Untuk meringkas dokumen tutorial ini, cara penginstalan dan konfigurasi masing-masing perlengkapan dapat dilihat melalui tautan diatas.

Tutorial: Basic git dan GitHub

  1. Bukalah command prompt atau shell favoritmu. Jika kamu menggunakan Windows, gunakan git Bash atau cmd (hanya berlaku jika kamu telah menambahkan path ke folder executable git ke PATH di environment variable). Jika kamu menggunakan OS berbasis Unix (Linux atau Mac OS), kamu bisa menggunakan shell yang tersedia pada OS-mu, seperti bash.

    Walaupun kamu bisa menggunakan aplikasi GUI seperti built-in GUI git, gitKraken, atau SourceTree, kami merekomendasikan untuk menggunakan perintah melalui shell. Shell merupakan salah satu tools yang paling umum digunakan saat pengembangan Web, terutama saat kamu harus men-deploy aplikasi web kamu ke remote server. Akan sangat berguna jika kamu mengetahui perintah shell dan git ketika GUI tidak dapat diakses. Mengeksekusi perintah melalui shell juga lebih cepat dibandingkan menggunakan GUI.

  2. Ubah direktori ke folder yang akan kamu gunakan untuk menyimpan pekerjaanmu. Gunakan perintah cd untuk melakukan navigasi ke direktori yang kamu inginkan.

  3. Buat folder baru untuk menyimpan file yang berhubungan dengan tutorial ini. Cobalah untuk membuat folder bernama git-exercise dan ubah direktori (cd) ke folder tersebut.

  4. Dalam direktori tersebut, ketik git init untuk membuat repositori git kosong.

  5. Cobalah untuk mengeksekusi perintah git status untuk melihat status dari repositori kamu ketika perintah tersebut dijalankan.

Saat ini, kamu telah berhasil membuat respositori git lokal pertamamu. Sebelum melanjutkan tutorial, ada beberapa konfigurasi yang harus kamu lakukan ke repositori git lokalmu:

  1. Atur username dan email yang akan diasosiasikan dengan pekerjaanmu ke repositori git ini.

    git config user.name "<NAME>"
    git config user.email "<EMAIL>"

    Contoh:

    git config user.name "Adrian Holovaty"
    git config user.email "adrian.holovaty@ui.ac.id"
  2. Jika kamu ada dalam sebuah proxy (contoh: menggunakan PC di lab Fasilkom), kamu harus mengatur HTTP proxy pada konfigurasi git.

    git config http.proxy <PROXYHOST>:<PORT>

    Contoh (Jika kamu menggunakan PC di lab Fasilkom):

    git config http.proxy 152.118.24.10:8080
  3. Jika kamu ingin mengatur konfigurasi secara global (untuk setiap repositori lokal), tambahkan flag --global pada pemanggilan git config.

  4. Jika kamu ingin mengetahui konfigurasi yang diatur ke repositori lokalmu, kamu bisa menggunakan perintah berikut.

    git config --list --local

Setelah mengatur repositori git, silakan melanjutkan ke instruksi tutorial.

  1. Buat file baru dengan nama README.md dalam direktori yang kamu inisiasi dengan repositori git dan tulis nama, NPM, dan kelas pada baris pertama, ketiga, dan kelima pada file README.md tersebut.

    Contoh:

    Nama    : Adrian Holovaty

    NPM : 1006123456

    Kelas : Z
  2. Eksekusi perintah git status dalam bash. Perhatikan bahwa terdapat untracked file bernama README.md. Ini menandakan bahwa ada file yang belum di-track oleh git.

  3. Beri tahu git untuk men-track perubahan yang ada pada README.md.

    git add README.md
  4. Eksekusi perintah git status lagi. Pesan status akan berubah dari eksekusi sebelumnya. Sekarang file tersebut masuk pada bagian Changes to be committed. Ini menandakan file tersebut akan di-track oleh git pada commit selanjutnya.

    Walaupun kamu sudah mengeksekusi perintah git add, file README.md belum sepenuhnya di-track oleh git. git add hanya memberi tahu git untuk memasukan perubahan dari file tersebut ke dalam staging area.

  5. Untuk menyimpan perubahan secara permanen ke dalam git, eksekusi perintah git commit. Text editor akan muncul untuk mengetikkan pesan yang menggambarkan commit yang telah kamu buat dan akan disimpan pada riwayat git.

    Sebuah commit dapat berarti perubahan yang kamu lakukan pada repositori lokal. Perubahan tersebut dapat berupa penambahan, perubahan dalam file, atau penghapusan satu atau lebih file.

  6. Setelah kamu selesai menulis pesan commit, simpan dan keluar dari text editor yang kamu gunakan untuk menulis pesan. Semua perubahan akan disimpan sebagai commit dan akan disimpan dalam riwayat git.

Kamu baru saja membuat repositori git lokal dan mulai memantau perubahan dari suatu file yang ada pada repositori. Jika kamu ingin membagikan hasil pekerjaanmu dengan tutor atau dengan tim kamu, kamu harus mengatur repositori tersebut agar dapat diakses melalui Internet. Untuk melakukan ini, kamu harus menaruh salinan dari repositori lokalmu ke repositori git daring seperti GitHub.

  1. Bukalah GitHub menggunakan web browser favoritmu.

  2. Buatlah akun baru atau akun yang kamu punya jika kamu telah melakukan registrasi sebelum mengikuti tutorial ini.

  3. Buat repositori baru bernama My First Repo dan buka laman repositori. Pastikan kamu mengatur project visibility menjadi public.

  4. Cari dan klik tombol clone pada laman repositorimu. Perhatikan bahwa terdapat dua tipe cara untuk meng-clone repositori, yaitu dengan menggunakan HTTPS dan SSH. Salin URL yang menggunakan HTTPS.

  5. Perbarui repositori git lokalmu agar semua commit dapat disimpan di repositori GitHub-mu. Gunakan perintah git remote add origin <URL_REPOSITORY> dan gunakan URL yang tadi kamu salin sebagai argumen dari perintah tersebut.

    git remote add origin <URL_REPOSITORY>

    Contoh:

    git remote add origin https://github.com/adrianholovaty/my-first-repo.git

    git remote add origin akan memberi tahu repositori lokal untuk menambahkan path bernama origin yang menunjuk ke URL yang diberikan. Dengan begitu, kamu dapat menyimpan semua commit yang kamu buat ke repositori daring menggunakan perintah git push.

  6. Untuk menyimpan semua commit ke repositori daring di GitHub, eksekusi perintah git push. Kamu juga harus menambahkan nama remote dan branch yang akan diunggah (atau di-push).

    git push -u <REMOTE_NAME> <DEFAULT_BRANCH>

    Contoh:

    git push -u origin main

    git push akan memerintah git untuk mengunggah semua commit yang ada di branch lokal main ke repositori yang ditunjuk oleh remote origin. flag -u akan memastikan pemanggilan git push saat branch main aktif akan di kirim ke branch main di origin.

  7. Perhatikan laman repositori GitHub kamu. Kamu akan melihat file kamu berhasil disimpan dan dapat diakses di GitHub.

Kamu juga bisa unduh (clone) repositori git lainnya ke komputermu. Cobalah untuk membuat salinan dari repositori di GitHub pada direktori yang berbeda dalam komputermu.

  1. Bukalah laman repositori kamu di GitHub.
  2. Salin URL clone dengan HTTPS.
  3. Bukalah command prompt atau shell dan navigasi ke direktori berbeda di luar direktori repositori lokal yang telah kamu buat sebelumnya.
  4. Eksekusi perintah git clone <URL> dengan keterangan <URL> adalah URL repositori yang akan di-clone.
  5. Perhatikan bahwa nama direktori baru yang telah dibuat sama dengan nama dari repositorimu.

Pada tahap ini, kamu sebenarnya sudah punya 3 repositori: (1) orisinil, repositori lokal, (2) repositori daring di GitHub yang telah terkoneksi dengan repositori pertama, dan (3) repositori lainnya yang kamu clone dari repositori (2). Sekarang coba tambahkan commit baru di repositori (1), push ke repositori (2), dan unduh (istilah git: pull) ke repositori (3).

  1. Bukalah direktori repositori lokal yang kamu insiasi sebelumnya untuk pertama kalinya.

  2. Ubah file README.md dengan menambahkan string yang mendeskripsikan hobi kamu pada baris ketujuh.

    Contoh:

    Nama    : Adrian Holovaty

    NPM : 1006123456

    Kelas : Z

    Hobi : Ngoding
  3. Simpan file tersebut dan tambahkan ke repositori git lokal.

  4. Commit file tersebut dan push ke GitHub.

  5. Cek laman repositori GitHub kamu. Pastikan README.md sudah ter-update. Kamu bisa membandingkannya dengan versi sebelumnya dengan mengecek diff antara commit terakhir dengan commit sebelumnya.

  6. Bukalah direktori repositori lokal hasil clone repositori dari GitHub.

  7. Update repositori tersebut dengan mengeksekusi perintah git pull origin main.

  8. Cek repositori yang kamu clone. Kamu dapat melihat bahwa file README.md juga telah ter-update.

Selamat! Anda setidaknya telah mengetahui perintah git dasar yang dapat kamu gunakan untuk mengelola pekerjaanmu di git dan GitHub. Kamu mungkin bertanya mengapa kita perlu bersusah-susah melakukan skilus add-commit-push-pull ini? Mengapa kita tidak gunakan Dropbox atau Google Drive saja?

Benar bahwa Dropbox, Google Drive, atau layanan cloud storage lainnya lebih mudah digunakan. Namun, tools tersebut digunakan untuk hal yang lebih umum. Tools tersebut tidak dibuat secara spesifik untuk mengatasi perubahan terhadap artefak-artefak perangkat lunak, khususnya ketika ada perubahan yang dilakukan secara bersamaan dan melibatkan banyak pihak. git, sebagai version control system, dapat memastikan integritas dari semua perubahan ketika ada beberapa pihak yang bekerja secara bersamaan dalam satu repositori. Kamu akan belajar lebih lanjut mengenai cara menggunakan version control system di lingkup keja tim selanjutnya di mata kuliah ini dan mata kuliah selanjutnya (IK: Advanced Programming, SI: Enterprise-Scale Programming).

Tutorial: Branch dan Merge

Setelah mempelajari beberapa dasar dari git, kamu akan mulai mempelajari beberapa konsep lanjutan dari git. Pada pengembangan aplikasi, kita sebagai developer akan lebih banyak bekerja sama dengan orang lain sebagai tim. Beruntungnya, git memiliki fitur untuk mengakomodasi kolaborasi antar developer. Beberapa fitur yang dimaksud adalah branch dan merge.

Secara sederhana, branch adalah fitur git yang memungkinkan sebuah source code yang disimpan pada git memiliki versi lain atau biasanya cabang yang berisikan perubahan-perubahan sesuai dengan kebutuhan dan developer yang mengembangkannya. Umumnya setelah kita melakukan git push, perubahan yang kita simpan akan masuk ke dalam cabang yang dituju oleh kita. Kegunaan branch ini adalah untuk menghindari tabrakan, konflik serta race condition dalam hal melakukan perubahan ketika sedang dalam pengembangan.

Adapun merge adalah fitur git yang digunakan untuk menggabungkan suatu perubahan yang telah disimpan dalam satu branch ke dalam branch target. Pada saat melakukan git merge, kejadian merge conflict dapat terjadi. Merge conflict adalah sebuah konflik yang terjadi apabila terdapat perubahan pada file yang sama dalam dua branch berbeda atau ketika satu file telah dihapus pada branch pertama, namun berkas tersebut ada dan mengalami perubahan pada branch kedua. Untuk menyelesaikan merge conflict, biasanya developer dapat menggunakan GUI yang telah disiapkan oleh git pada GitHub. Namun apabila platform tersebut sedang tidak dapat mengakomodasi proses merge conflict, biasanya developer akan diminta untuk menyelesaikannya di repositori lokal mereka.

Sekarang kita akan mencoba untuk menerapkan konsep branch dan merge.

  1. Pada direktori git lokal yang telah kita kerjakan pada tutorial sebelumnya, buatlah sebuah branch baru di repositori tersebut.

    git checkout -b <NAMA_BRANCH>

    Contoh:

    git checkout -b second

    Sekarang, sebuah branch baru telah dibuat. Kamu bisa melihat branch apa saja yang ada di repositori lokal dengan command git branch. Untuk melakukan switching ke branch lain, kamu dapat langsung melakukannya dengan perintah git checkout <NAMA_BRANCH>.

  2. Buatlah sebuah perubahan pada file README.md dengan mengubah hobi kamu di baris ketujuh ke hobi lain.

    Contoh:

    Nama    : Adrian Holovaty

    NPM : 1006123456

    Kelas : Z

    Hobi : Tidur
  3. Simpan file tersebut dan tambahkan ke repositori git lokal.

  4. Commit file tersebut dan push ke GitHub.

  5. Cek laman repositori GitHub kamu. Pada pilihan branch yang ada di repositori kamu, sekarang kamu dapat melihat terdapat branch baru yang baru saja kamu buat.

  6. Sekarang merge atau gabungkan branch baru tersebut ke branch utama dari repositori. Kamu dapat melakukannya dengan memilih tab pull request pada halaman repositori kamu di GitHub dan memilih opsi new pull request.

  7. Pilihlah branch main sebagai base dan branch baru kamu sebagai compare. Setelah memilih branch tersebut, kamu dapat melihat perbedaan antara dua branch yang akan digabungkan. Pilihlah create pull request untuk menggabungkan kedua branch tersebut.

  8. Setelah itu, kamu akan masuk ke sebuah halaman form untuk mengisi informasi tentang pull request yang akan kamu lakukan. Kamu dapat mengisi deskripsi tentang pull request serta mengubah judul dari pull request. Untuk saat ini diamkan saja dulu dan langsung pilihlah create pull request.

  9. GitHub akan secara otomatis melakukan cek dan membandingkan antara kedua branch yang ingin digabungkan. Apabila tidak ada konflik, kamu bisa langsung memilih merge pull request.

  10. Sekarang kedua branch telah tergabung. Kamu bisa melihat perubahan yang kamu lakukan di branch baru telah tersimpan atau tergabung dalam branch main.

Tutorial: Django Init

  1. Buatlah sebuah direktori baru bernama django_exercise dan masuklah ke dalam direktori tersebut.

  2. Bukalah command prompt atau shell dan buatlah sebuah virtual environment. Virtual environment ini berguna untuk mengisolasi package serta dependencies dari aplikasi sehingga tidak bertabrakan dengan versi lain yang ada pada komputermu. Kamu dapat membuat virtual environment dengan perintah:

    python -m venv env
  3. Nyalakan virtual environment yang telah dibuat dengan perintah berikut. Pastikan saat ini kamu sedang berada pada direktori django_exercise yang telah dibuat sebelumnya. Perhatikan pula bahwa Windows dengan Unix memiliki perintah yang berbeda. Apabila virtual environment berhasil dinyalakan, kamu dapat melihat sebuah teks (env) di posisi paling kiri dari baris input shell milikmu.

    Windows:
    env\Scripts\activate.bat
    pip install -r requirements.txt
    Unix (Linux & Mac OS):
    source env/bin/activate
    pip install -r requirements.txt
  4. Instal dependencies yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi di lokal dengan perintah pip install <NAMA_DEPENDENCIES>. Adapun nama dependencies yang perlu kamu instal dapat kamu lihat di bawah ini.

  • django
  • gunicorn
  • whitenoise
  • psycopg2-binary
  • requests
  • urllib3
  1. Simpan daftar dependencies yang sudah kamu instal ke dalam sebuah file txt. Kamu dapat menggunakan perintah pip freeze > requirements.txt.

  2. Buatlah sebuah proyek Django dengan perintah django-admin startproject <NAMA_PROYEK> . dengan keterangan <NAMA_PROYEK> disesuaikan dengan nama yang kamu inginkan dan . merupakan keterangan untuk memberitahu django_admin untuk menginisiasi proyek Django di direktori saat ini sebagai root dari proyek.

  3. Eksekusi perintah python manage.py runserver di Windows atau ./manage.py runserver di OS berbasis Unix untuk menjalankan aplikasi Django. Pastikan bahwa file manage.py ada pada direktori yang aktif pada shell kamu saat ini.

  4. Bukalah http://localhost:8000 menggunakan browser favoritmu untuk melihat aplikasi Django yang telah kamu buat. Kamu sekarang dapat melihat sebuah roket sedang meluncur di halaman tersebut. Selamat! Kamu telah berhasil membuat aplikasi Django dari awal.

  5. Untuk mematikan server Django yang sedang berjalan, kamu dapat menggunakan tombol Ctrl+C pada Windows/Linux atau Command+C pada MacOS.

  6. Untuk mematikan virtual enviroment, kamu dapat mengeksekusi perintah deactivate pada shell yang sedang kamu gunakan. Teks (env) akan segera hilang yang menandakan bahwa virtual environment telah dinonaktifkan.

Tutorial: Melakukan Deploy Aplikasi Django ke Heroku

Setelah kamu belajar tentang git dan GitHub serta mempelajari cara membuat aplikasi Django, kamu akan mempelajari cara memanfaatkan GitHub untuk melakukan deployment aplikasi Django ke Internet secara otomatis. Di PBP ini, kamu akan memanfaatkan Heroku sebagai host dari aplikasi yang akan kamu deploy.

  1. Buatlah sebuah repositori baru di GitHub kamu yang akan digunakan sebagai repositori aplikasi Django.

  2. Lakukanlah git init pada direktori django_exercise yang telah kamu kerjakan sebelumnya dan atur origin dari repositori git lokal baru tersebut ke repositori GitHub yang telah kamu buat.

  3. Buatlah sebuah file bernama Procfile yang berisikan skrip berikut. Berkas ini akan digunakan oleh Heroku untuk membaca aktivitas log aplikasi ke sistem monitoring internal Heroku. Isi dari berkas tersebut adalah sebagai berikut.

    web: gunicorn aplikasi_django.wsgi --log-file -

    Ubah aplikasi_django sesuai dengan nama proyek Django yang ingin kamu deploy.

  4. Buatlah sebuah berkas baru bernama dpl.yml di .github/workflows dari repositori kamu. Berkas ini digunakan untuk mengeksekusi deployment oleh runner dari GitHub Actions. Salin dan tempel baris skrip di bawah ini ke dalam berkas dpl.yml:

    name: Deploy

    on:
    push:
    branches-ignore:
    - template
    pull_request:
    branches-ignore:
    - template

    jobs:
    Deployment:
    runs-on: ubuntu-latest
    env:
    HEROKU_API_KEY: ${{ secrets.HEROKU_API_KEY }}
    HEROKU_APP_NAME: ${{ secrets.HEROKU_APP_NAME }}
    steps:
    - uses: actions/checkout@v2
    - name: Set up Ruby 2.7
    uses: actions/setup-ruby@v1
    with:
    ruby-version: 2.7
    - name: Install dpl
    run: gem install dpl
    - name: Install Heroku CLI
    run: wget -qO- https://cli-assets.heroku.com/install-ubuntu.sh | sh
    - name: Deploy to Heroku
    run: dpl --provider=heroku --app=$HEROKU_APP_NAME --api-key=$HEROKU_API_KEY
    - name: Run migrations on Heroku
    run: heroku run --app $HEROKU_APP_NAME migrate
    - uses: chrnorm/deployment-action@releases/v1
    name: Create GitHub deployment
    with:
    initial_status: success
    token: ${{ github.token }}
    target_url: https://${{ secrets.HEROKU_APP_NAME }}.herokuapp.com
    environment: production
  5. Buatlah sebuah berkas .gitignore. Berkas ini berfungsi untuk memberi tahu git mengenai berkas atau direktori mana sajakah yang tidak boleh ikut di-push ke repositori daring milikmu. Kamu dapat mengisi berkas tersebut dengan menyalin isi berkas .gitignore dari website berikut.

  6. Tambahkan beberapa konfigurasi berikut pada file settings.py proyek Django-mu:

    import os
    PROJECT_ROOT = os.path.dirname(os.path.abspath(__file__))
    STATIC_ROOT = os.path.join(PROJECT_ROOT, 'static')
  7. Tambahkan * ke dalam ALLOWED_HOSTS pada settings.py untuk dapat memberikan akses ke semua host. Contoh:

    ```
    ALLOWED_HOSTS = ["*"]
    ```
  8. Tambahkan middleware baru ke dalam variabel MIDDLEWARE di settings.py:

    MIDDLEWARE = [
    ...,
    'whitenoise.middleware.WhiteNoiseMiddleware',
    ]
  9. Add, commit, dan push perubahan yang telah kamu lakukan ke GitHub milikmu.

Setelah kamu melakukan prosedur di atas, aplikasi Django barumu siap untuk di-deploy ke Heroku. Apabila kamu membuka tab GitHub Actions di repositorimu, terlihat bahwa workflow sudah berjalan namun berstatus gagal karena terdapat error yang mengatakan bahwa terdapat beberapa parameter dalam proses deployment yang tidak ditemukan. Hal itu terjadi karena kamu belum mengonfigurasi parameter yang dibutuhkan oleh workflow. Sekarang, kamu akan melakukan konfigurasi terhadap parameter tersebut.

Pastikan sebelumnya kamu telah memiliki akun Heroku dan telah membuat sebuah aplikasi Heroku.
Silakan baca README pada root repositori PBP untuk melihat cara membuat akun dan aplikasi Heroku.

  1. Salin API Key dari akun kamu. API Key dapat kamu temukan di Account Settings -> API Key. Simpanlah API Key beserta informasi tentang aplikasi Heroku kamu pada file teks dengan format berikut:

    HEROKU_API_KEY: <VALUE_API_KEY_ANDA>
    HEROKU_APP_NAME: <NAMA_APLIKASI_HEROKU_ANDA>
  2. Bukalah konfigurasi repositori GitHub kamu dan bukalah bagian Secrets untuk GitHub Actions (Settings -> Secrets -> Actions).

  3. Tambahkan variabel repository secret baru untuk melakukan deployment. Pasangan Name-Value dari variabel yang akan kamu buat dapat kamu ambil dari informasi yang kamu catat pada file teks sebelumnya. Contohnya adalah sebagai berikut.

    (NAME)HEROKU_APP_NAME
    (VALUE)APLIKASI-SAYA
  4. Simpan variabel-variabel tersebut.

  5. Bukalah tab GitHub Actions dan jalankan kembali workflow yang gagal.

Setelah workflow kamu jalankan kembali dan status deployment menjadi sukses (dapat kamu lihat terdapat simbol centang hijau pada repositori kamu), kamu dapat mengakses aplikasi milikmu di https://<nama-aplikasi-heroku>.herokuapp.com. Selamat! Sekarang aplikasi Django milikmu dapat diakses di Internet.

Sumber-Sumber Tambahan

Kontributor

  • Rafi Indrawan Dirgantara
  • Mohamad Rifqy Zulkarnaen
  • Muhammad Athallah
  • Muhammad Azis Husein

Credits

Dokumen ini dibuat berdasarkan Exercise 0: Introduction to git yang ditulis oleh Tim Pengajar Pemrograman Lanjut 2017 (@addianto, @muhammad.ardhan, @fbenarto, et al.) dan PBP Ganjil 2021 yang ditulis oleh Tim Pengajar Pemrograman Berbasis Platform 2021 (@prakashdivyy). Segala tutorial serta instruksi yang dicantumkan pada repositori ini dirancang sedemikian rupa sehingga mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Pemrograman Berbasis Platform dapat menyelesaikan tutorial saat sesi lab berlangsung.